Memang banyak orang memperlakukan Rosella sebagai
pendatang baru dari Afrika, yang diyakini sebagai tempat asalnya. “Padahal
tanaman ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia,” ujar Endah
Lasmadiwati, herbalis sekaligus Ketua Abdi Pelestari Tanaman Obat Indonesia
(APTOI) yang juga menanam Rosella di kebun percontohan tanaman obat miliknya,
Taman Sringanis, Bogor.
“Dulu kelopak Rosella dikenal sebagai frambozen
yang digunakan sebagai bahan pembuat sirup berwarna merah yang beraroma khas.
Sekarang ini, kelopak Rosella dikenal sebagai bahan minuman dan disebut teh
Rosella. Tanaman yang masih kerabat bunga sepatu ini banyak ditemukan sebagai
tanaman pagar,” kata Endah.
Mungkin karena sulit melafalkan nama frambozen,
orang Jawa Tengah menyebutnya merambos ijo. Di daerah Pagar Alam, Sumatera
Selatan, Rosella disebut kesew jawe dan di daerah Muara Enim disebut asam
rejang. Orang Padang menyebutnya asam jarot.
Dari Mana Asalnya?
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda
bernama M. de L’Obel menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah
rumah di Pulau Jawa. Padahal Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini
dibawa oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14.
Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti
sekarang.
Jadi, bagaimana kok tanaman ini dianggap berasal
dari Afrika? Rosella memang banyak tumbuh di sana juga. Penyebarannya tidak
lepas dari peran para budak Afrika. Benih tanaman Rosella dibawa oleh para
budak dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan,
Mexico, Jamaica, Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan
Australia.
Menurut Endah, Rosella yang selama ini dikenal sebagai bunga telah mengalami
semacam salah kaprah penyebutan. Yang dimaksud bunga tidak lain sebenarnya
adalah kelopak buah. Karena bentuknya seperti bunga (terlebih jika telah
dikeringkan), maka orang menyebutnya bunga Rosella. Padahal, bahan pembuat
teh itu lebih tepat disebut kelopak.
Kelopak Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar
maupun dalam bentuk seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan
California, dan Thailand, kelopak Rosella kering yang dimanfaatkan dengan
cara diseduh seperti teh sangat populer dengan sebutan Jamaica, atau aqua
de Jamaica. Di Senegal, teh Rosella dikenal dengan nama jus de bissap.
Masyarakat Gambia menyebutnya wanjo, zobo, atau tsobo. Di
Turki, kelopak Rosella kering yang disajikan dalam bentuk teh disebut Karkade
(dibaca “kar-kahday”). Karkade sendiri konon merupakan cara bangsa Arab
menyebut teh manis. Mungkin karena kelezatannya itulah teh Rosella menjadi
minuman kaum bangsawan Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual “toast” pada
perayaan pesta pernikahan di Sudan. Kelopak Rosella segar juga dimanfaatkan
menjadi berbagai bentuk makanan seperti puding, campuran salad, hingga selai
dan sirup.
Selain rasanya yang enak, kelopak bunga yang satu
ini memang memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap seperti diuretik
(melancarkan air seni), onthelmintic(membasmi cacing), antibakteri, antiseptik,
antiradang, menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan darah,
mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik usus. Daun,
buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda
nyeri. Kelopak Rosella juga dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol
tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko
osteoporosis, dan mencegah kanker darah.
Kaya Antioksidan
Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat
gizi dan aktivitas antioksidan pada kelopak Rosella pernah diteliti oleh Ir
Didah Nurfaridah pada tahun 2005. Dalam penelitiannya tersebut, staf
pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, ini menemukan bahwa kadar antioksidan
yang terkandung dalam kelopak kering Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan
dalam kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glucoside
hibiscin.
Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna
merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dan bersifat antioksidan.
“Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak Rosella
dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang ditemui saat
ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan. Di antaranya
kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, hingga kanker,” ujar Didah.
Perbandingan kadar antosianin yang bersifat
antioksidan dapat dilihat pada dua jenis Rosella yang ditanam di kebun milik
Darwin di Cisarua. Meskipun berasal dari satu spesies, Rosella Sudan berwarna
merah pekat kehitaman, sedangkan Rosella Taiwan berwarna merah darah. Rosella
Sudan rasanya lebih asam dan lebih pekat sehingga kelopak keringnya dapat
digunakan hingga 2-3 kali seduh. Berbeda dengan Rosella Taiwan yang hanya
dapat digunakan sekali seduh.
“Semakin pekat warna merah pada kelopak Rosella,
rasanya akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin banyak. Dengan
demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak,” kata Didah.
Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella
menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam
oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada
pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
Antikanker dan Antihipertensi
Di antara banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan
sebagai herba antikanker dan hipertensi. Ini sesuai dengan uji pra klinis
yang dilakukan oleh Yun Ching Chang, seorang peneliti dari
Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical
University di Taiwan. Yun Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari
kelopak kering Rosella terbukti efektif dalam menghambat dan sekaligus
mematikan sel kanker HL-60 (kanker darah atau leukemia). Pigmen ini jugs
berperan dalam proses apoptosis (bunuh diri) sel kanker.
Menurut DEP.KES.RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100
gr rosella mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. kandungan
lainya adalah kalsium 486 mg, omega 3, Magnesium, beta karotin serta asam
amino esensial seperti lysine dan agrinine. Bunga rosella juga kaya akan
serat yang bagus untuk kesehatan saluran pencernaan.
Tanaman yang berkembang biak dengan biji ini
bermanfaat baik untuk kesehatan. Stamina tubuh akan meningkat jika minum the
rosella, masuk akal karena di rosella mengandung vitamin C dan mineral
esensial yang cukup tinggi. Vitamin C rosella juga dipercaya mampu menangkal
radikal bebas penyebab kanker. Kalsium yang tinggi dapat mencegah keropos
tulang. Sedangkan zat-zat tertentu di dalam rosella mampu meremajakan sel
tubuh serta melindungi tubuh dari inveksi kuman dan virus.
Jika Anda ingin membuat teh rosella, ambil sekitar
3-4 kuntum bunga rosella segar, cuci bersih dan belah dua. Seduh dengan 200
ml air panas, aduk sambil sedikit di tekan-tekan kelopak bunganya hingga air
berwarna merah, saring. Tambahkan 1 sdm air jeruk nipis dan 2 sdm madu.
Sajikan hangat.
Bunga rosella juga dapat dijadikan
bahan baku selai, warnanya yang merah menyala, menghasilkan selai yang
menyehatkan dan berwarna cantik. Anda memerlukan 250 g kuntum bunga rosella,
1 sdm tepung maizena, air 150 ml, gula pasir 150 g, air jeruk lemon/nipis 3
sdm, 1/4 sdt vanilla pasta dan ¼ sdt garam halus. Cara membuatnya; Blender
bunga rosella dengan air dan tepung maizena hingga halus. Angkat. Tuang ke
dalam panci, tambahkan gula dan air. Masak hingga mendidih, masukkan jeruk
nipis, pasta vanili dan garam. Masak hingga tekstur saus mengental. Angkat.
Simpan di dalam stoples kedap udara.
Sementara itu, Maureen Williams, ND, seorang
dokter naturopati dari Bastyr University di Seattle, Amerika Serikat,
telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi
ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak melakukan
pengobatan apa pun sejak sebulan sebelum penelitian diujikan. Secara acak,
sebagian orang diminta untuk mengonsumsi teh Rosella sebanyak satu setengah
liter sebelum sarapan setiap hari. Sebagian lagi mengonsumsi 25 mg obat
antihipertensi. Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolik
berkurang hingga sepuluh angka untuk 79% orang yang mengonsumsi teh Rosella
dan 84% pada orang yang mengonsumsi obat antihipertensi.
|